Sengkarut Pengamanan Bandara Afghanistan usai AS Hengkang

Jakarta, CNN Indonesia --

Hingga Amerika Serikat hengkang dari Afghanistan, Senin (30/8), sengkarut mengenai pengamanan dan operasional di bandara Kabul tak kunjung terpecahkan. Nasib warga Afghanistan yang masih menanti evakuasi pun kian terkatung-katung.

Taliban memang langsung mengambil alih bandara ketika pesawat terakhir militer AS lepas landas meninggalkan Afghanistan. Sejumlah anggota Taliban terlihat lalu lalang di landasan pacu, menunjukkan kuasanya.

Namun, sejumlah perwakilan Taliban lain kini masih berbicara dengan delegasi Turki dan beberapa negara Eropa lainnya di Doha, Qatar, untuk membicarakan pengaturan pasti pihak yang harus mengendalikan dan menjamin keamanan di bandara Kabul.


Sejak 2002, Pasukan Bersenjata Turki (TSK) mengoperasikan Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul atas perjanjian kerja sama di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa, NATO, dan bilateral kedua negara.

Sebagaimana dilansir Reuters, sejumlah pihak, termasuk Prancis, menganggap kesepakatan itu masih harus terus dipertahankan untuk menjamin keamanan di bandara utama Afghanistan tersebut.

"Resolusi Dewan Keamanan mengenai pengamanan bandara harus diterapkan. Sekarang, sedang ada pembicaraan antara Qatar dan Turki mengenai manajemen bandara. Kami harus meminta akses aman bandara," ujar Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian.

Dalam pertemuan pekan lalu, Taliban menawarkan Turki untuk memegang kendali operasional di bandara Kabul. Sementara itu, Taliban akan bertanggung jawab atas keamanan secara keseluruhan di bandara.

Presiden Recep Tayyip Erdogan awalnya masih pikir-pikir. Namun kemudian, Erdogan mulai ragu Taliban dapat menjamin keamanan bandara setelah terjadi bom bunuh diri ISIS-K yang menewaskan lebih dari 100 orang pekan lalu.

"Bagaimana mungkin kami menyerahkan keamanan kepada kalian?" ujar Erdogan, sebagaimana dilansir AFP.

Erdogan kemudian berandai sambil berkata, "Sebut saja kalian mengambil alih keamanan, tapi bagaimana kita bisa menjelaskan kepada dunia jika ada pertumpahan darah lagi? Ini bukan tugas mudah."

[Gambas:Video CNN]

Tak hanya keamanan di bandara, pengatur lalu lintas udara Afghanistan pun kini kosong. Akibatnya, tak ada pesawat yang dapat lepas landas atau mendarat di bandara tersebut.

Saat hendak lepas landas dari bandara Kabul saja, militer AS memperingatkan pilot pesawat agar berhati-hati karena tak ada pihak yang mengendalikan bandara dan "tak ada pengendali jalur udara."

Sementara para pejabat berdiplomasi, banyak warga Afghanistan masih menanti di depan bandara, berharap dapat ikut penerbangan mana pun agar bisa segera keluar dari Afghanistan.

[Gambas:Video CNN]

Beberapa dari mereka datang jauh-jauh dari Kandahar, salah satunya Hekmatullah. Pria itu menenteng satu berkas sebagai bukti bahwa ia pernah bekerja sebagai penerjemah untuk pasukan asing.

Hekmatullah bercerita, ia sudah menunggu empat hari untuk dapat ikut serta dalam penerbangan evakuasi. Ia takut menjadi incaran Taliban jika tetap berada di Afghanistan.

"Namun sekarang, saya tak tahu peluang saya bisa dievakuasi," katanya kepada Associated Press.

(has/bac)

0 Response to "Sengkarut Pengamanan Bandara Afghanistan usai AS Hengkang"

Post a Comment